Scroll untuk baca artikel
banner 300x325
Example floating
Example floating
Example 728x250
DAERAH

KDM Saksi Pengukuhan Dewan Adat Budaya Danghyang Rundayan Talaga Majalengka

×

KDM Saksi Pengukuhan Dewan Adat Budaya Danghyang Rundayan Talaga Majalengka

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Menghadiri dan Mengukuhkan Pengurus Masyarakat Adat Budaya Danghyang Rundayan Talaga di Alun - Alun Talaga Manggung Kab. Majalengka, Senin (12/5/2025).
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Menghadiri dan Mengukuhkan Pengurus Masyarakat Adat Budaya Danghyang Rundayan Talaga di Alun - Alun Talaga Manggung Kab. Majalengka, Senin (12/5/2025).

KABUPATEN MAJALENGKA — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadi saksi pengukuhan Dewan Adat Masyarakat Adat Budaya Danghyang Rundayan Talaga, Kabupaten Majalengka.

Pengukuhan Dewan Adat Danghyang Rundayan Talaga dilakukan di Alun – alun Talaga Manggung, Desa Talaga Kulon, Kecamatan Talaga, Senin (12/5/2025).

GESER UNTUK BACA BERITA
Example 300x600
GESER UNTUK BACA BERITA

Kepada ratusan warga Majalengka yang hadir, Dedi Mulyadi berpesan agar merawat budaya melestarikannya kepada generasi penerus.

Apalagi perihal menjaga lingkungan, itu menjadi komitmen Pemdaprov di masa kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus mendorong pelestarian lingkungan dan budaya,” ujar Dedi Mulyadi.

Karena itu, KDM sapaan akrab Dedi Mulyadi mengajak seluruh warga Majalengka menjaga sawah, perkebunan, dan aliran sungainya agar tetap bersih.

“Hari ini pertemuan ini kita jadi tafakur, sebagai momentum menjaga sawah, merawat kebun-kebun yang ada, dan juga aliran sungai agar tidak banyak sampah,” katanya.

Kegiatan hari ini diharapkan pula menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lokal, sekaligus memperkuat peran masyarakat adat dalam membangun karakter daerah berbasis nilai-nilai kearifan lokal.

Bukan hanya di Majalengka, KDM juga menegaskan komitmen Pemda Provinsi Jabar melestarikan budaya khas di daerah lain, yang terdiri dari tiga rumpun budaya: sunda priangan, kacirebonan, dan betawian.***